INTERNET GRATIS DENGAN “WAJAN BOLIC” BUATAN SENDIRI

Pagi hari pertengahan bulan januari 2010, saya melihat sebuah wajan hitam tergeletak di sudut rumah, kondisinya saya anggap masih cukup bagus, hanya berkerak dan kotor terkena tanah. Setelah saya tanyakan kepada istri, dia bilang kalau wajan itu “statusnya” sudah “purna tugas”, karena ukurannya terlalu besar dan terlalu berat untuk memasak…. Dan ternyata dia sudah beli wajan baru dari almunium yang ukurannya lebih kecil dan jauh lebih ringan….

Wah, saya jadi teringat akan beberapa artikel tentang “wajan bolic” terutama dari beliau yang saya hormati Bapak Onno Purbo. Hari itupun kembali kulihat artikel-artikel terkait dengan pengertian, metode pembuatan sampai dengan cara pemakaian “wajan bolic”…

Saat melihat proses dan beberapa contoh hasil jadinya, sepertinya terlihat cukup mudah cara pembuatannya. Ditambah beberapa informasi tentang software pendukung (netstumbler 4.0) saya merasa yakin dapat membuatnya.

Saya sadar keinginan untuk membuat sendiri wajan bolic ini memang spekulatif, pertama karena ada kekuatiran takut salah (masih kurang ilmu, mungkin lebih baik beli, karena ternyata sudah ada beberapa pihak yang menjualnya) dan terutama adalah karena belum tahu kondisi “resource” di wilayah sekitar tempat tinggal saya. Dari pengamatan sekilas di daerah sekitar, memang ada beberapa tower dengan antena “asing” yang saya perkirakan mungkin saja beberapa diantaranya adalah acces point yang dapat dimanfaatkan secara cuma-cuma….(he he he maklum cuma jebolan jurusan Arsitektur, yang notabene tidak begitu paham dengan teknologi komunikasi)

Berbekal “ilmu” seadanya dan rasa penasaran, akhirnya saya putuskan untuk mencoba survey keberadaan hot spot atau acces point yang ada. Dengan menggunakan Wifi USB adapter (alhamdulillah dapat pinjaman sementara he he he) dan kabel extension USB kurang lebih 10 m (tanpa menggunakan wajan), ternyata ada beberapa AP yang terdeteksi, meskipun sinyalnya sangat lemah dan tidak stabil (kurang dari 15%).

Wah, saya merasa bagai seorang yang sedang “memancing” dan sudah dapat melihat “ ikannya”, tapi belum dapat menangkapnya…. Hal ini semakin membuat saya penasaran untuk tahu lebih jauh eksplorasi potensi resource nya jika memakai antena. Keputusan membuat antena sendiri-pun bulatlah sudah….

Pada prinsipnya wajan bolic adalah antenna direction dengan 3 komponen utama yaitu:

  1. Wajan sebagai penangkap sinyal ( semakin besar diameternya semakin bagus), yang harus dihitung posisi fokusnya dengan rumus: F= DxD/16x C dengan D adalah diameter wajan dan C adalah Kedalaman Pusat Wajan (center depth)
  2. Tabung Wave Guide sebagai pengarah sinyal dari wajan ke wifi USB (biasanya terbuat dari kaleng atau pipa paralon, yang juga berfungsi sebagai tempat memegang dan melindungi USB dari cuaca). Nah untuk wave guide perhitungannya cukup rumit, tapi prinsipnya adalah kita mencari posisi terbaik untuk wifi USB agar pantulan sinyal dari wajan dapat tepat sasaran).
  3. Struktur pendukung. Berupa tiang untuk memegang wajan bolic agar dapat diarahkan pada AP tertentu (pointing)

Untuk wajan, disarankan menggunakan diameter minimal 40 cm. Wajan alumunium dengan ukuran itu dipasaran sekitar 40 ribu, tapi wajan bekas lebih saya anjurkan ( belajar untuk recycle dan re-use . O ya sebagian besar material yang kupakai sebagai wajan bolic adalah BARANG BEKAS ….. LET’S GO GREEN…..!). Untuk artikel dan panduan selengkapnya silakan klik link di bawah ini

wajan-bolic-poer